Friday, December 16, 2011

Peringatan 40 Hari Kematian, Perlukah?

Peringatan 40 Hari Kematian, Perlukah?

Ada seorang ibu yang baru saja kehilangan buah hatinya yang meninggal karena sakit, usianya baru 6 tahun 4 bulan. Terkadang ibu itu berpikir apa dosa nya sehingga diberi cobaan yang begitu beratnya. Rasa rindu dan kehilangan selalu membuat matanya menitikan air mata.

Keluarga besar memintanya untuk membuat peringatan 40 hari kematiannya, ibu itu tidak setuju, tetapi keluarga besarnya tetap memaksa dengan mengatakan "kasihan anak mu" dan hal terssebut harus diadakan.



Awalnya ibu itu menolak bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah saw, tetapi karena banyaknya desakan dari keluarga ibu itu pun melemah.

Apakah peringatan kematian perlu diadakan?
Apakah ibu itu berdosa masih terus menangisi kematian anaknya?


jawaban

Asalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Namun kalau kita analisa lebih dalam, seharusnya justru ibu itu berbahagia. Mengapa?Karena anak ibu itu sudah dipastikan masuk surga. Bahkan dibandingkan dengan kita yang dewasa ini, justru kedua anak ibu itu malah sudah pasti akan masuk surga.

Yang seharusnya merasa kasihan justru kedua anak itu kepada ibunya. Bukan sebaliknya. Sebab belum tentu ibu itu masuk surga, karena belum lagi sampai ajal. Jadi belum ketahuan apakah akan mengakhiri hidup ini dengan husnul khatimah atau tidak. Tentu kita berharap untuk dapat meraih surga Allah SWT.

Adapun anak itu, karena belum baligh dan lahir dalam keadaan muslim, maka tempatnya adalah surga. Disebutkan di dalam Al-Quran tentang anak yang meninggal dunia sebagai anak-anak yang abadi atau wildanun mukhalladun.

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda (QS. Al-Waqi'ah: 17)
Dan mereka dikelilingi oleh anak-anak yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. (QS. Al-Insan: 19)

Peringatan 40 Hari Kematian

Maka dengan demikian, pada dasarnya tidak perlu lagi melakukan peringatan 40 hari kematian. Karena anak itu sudah pasti masuk surga. Jadi dia pada dasarnya sudah tidak perlu lagi dengan segala bentuk acara peringatan kematian.

Sementara itu, Rasulullah SAW juga tidak pernah memberikan anjuran atau perintah dalam bentuk apapun, termasuk juga tidak pernah memberi contoh untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan peringatan hari kematian anak.
Tidak ada anjuran memang bukan lantas haram, tetapi kalau diyakini bahwa tidak melakukan peringatan itu akan menimbulkan hal-hal yang tidak dikehendaki, tentu sudah masuk wilayah haram.

Wallahu a'lam bishshawab, wasalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

No comments:

Post a Comment