Pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan intim suami istri (Jima`), maka masing-masing suami dan istri wajib mandi besar (mandi janabah). Mandi besar ini memiliki 3 rukun inti, yakni:
1. Niat: yakni berniat mandi besar, misalnya: Ya Allah, aku berniat mandi janabah untuk menghilangkan hadats besar dari badanku.
2. Menghilangkan kotoran dan najis yang ada di badan,
3. Mengalirkan dan meratakan air ke seluruh tubuh.
Rasulullah Saw telah mencontohkan pada kita mengenai tata cara mandi janabah sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِى أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا رَأَى أَنْ قَدِ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
Artinya: "Dari Aisyah ia berkata:"Dahulu, jika Rosulullah hendak mandi junub, beliau memulainya dengan membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya.
Lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat. Kemudian beliau mengambil air dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut. Hingga jika beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan (air) ke atas kepalanya tiga kali tuangan.Setelah itu beliau guyurseluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya."(HR. Bukhori dan Muslim)
Adapun batasan jima` yang mewajibkan mandi besar adalah penetrasi (masuknya penis ke vagina), meskipun tidak mengeluarkan air mani. Dalam hal ini suami maupun istri wajib melakukan mandi janabah.
Mandi janabah juga diwajibkan bagi laki-laki yang tidak melakukan penetrasi akan tetapi keluar air mani dengan sebab selain jima`. Misalnya karena sebab ciuman, pelukan atau lainnya.
Wallahu a`lam bishshowab.
Wassalamualaikum, wr. wb.
Aini Aryani, LLB (Hons)
No comments:
Post a Comment